Fenomena Kabar Heboh: Seberapa Benarkah?
Kabar heboh selalu menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Namun, seberapa benarkah kabar heboh yang sering kita dengar dan sebarkan?
Menurut Dr. Dian Kusuma, seorang pakar komunikasi dari Universitas Indonesia, fenomena kabar heboh seringkali tidak dapat dipercaya karena kurangnya fakta yang jelas. “Kabar heboh sering kali hanya berdasarkan informasi yang tidak jelas sumbernya dan dapat menimbulkan kepanikan di masyarakat,” ujarnya.
Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI), terungkap bahwa sebanyak 70% masyarakat Indonesia pernah menerima dan menyebarkan kabar heboh tanpa melakukan verifikasi terlebih dahulu. Hal ini menunjukkan betapa mudahnya kabar heboh menyebar tanpa kejelasan kebenarannya.
Salah satu contoh fenomena kabar heboh yang sempat menghebohkan adalah isu penyebaran virus corona di Indonesia. Banyak kabar yang beredar di media sosial tentang jumlah kasus yang sebenarnya tidak sesuai dengan data resmi pemerintah. Menanggapi hal ini, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan, “Penting bagi masyarakat untuk mempercayai informasi yang dikeluarkan oleh pemerintah dan tidak terpengaruh oleh kabar heboh yang tidak jelas kebenarannya.”
Untuk menghindari penyebaran kabar heboh yang tidak benar, masyarakat perlu lebih kritis dalam menilai informasi yang diterima. Menurut Dr. Dian Kusuma, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan verifikasi terlebih dahulu sebelum menyebarkan informasi. “Jangan terburu-buru percaya dan menyebarkan kabar heboh tanpa memastikan kebenarannya,” tambahnya.
Sebagai masyarakat yang cerdas, kita harus bisa memilah informasi yang benar dan tidak terjebak dalam kabar heboh yang tidak jelas kebenarannya. Sebarkanlah informasi yang benar dan dapat dipercaya untuk kebaikan bersama. Karena pada akhirnya, kebenaranlah yang akan membuat kita tenang dan terhindar dari kepanikan yang tidak perlu.