Membangun kritisitas dalam menyikapi informasi berita yang beredar adalah hal yang sangat penting dalam era digital seperti sekarang ini. Kritisitas atau kemampuan untuk menganalisis informasi yang diterima sebelum percaya begitu saja sangat diperlukan agar tidak terjebak dalam berita palsu atau hoaks.
Menurut Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia, “Kritisitas adalah kunci untuk melawan penyebaran berita palsu. Kita harus dapat membedakan antara informasi yang benar dan informasi yang tidak benar.”
Saat ini, dengan maraknya media sosial dan platform berbagi informasi, seringkali informasi yang tidak terverifikasi dengan benar cepat menyebar luas. Hal ini membuat konsumen informasi harus lebih waspada dan kritis dalam menilai kebenaran sebuah berita.
Menurut Ismail Fahmi, pendiri Yayasan Perlindungan Konsumen dan Pengguna Indonesia (YLKI), “Kritisitas adalah kecerdasan kita dalam menyaring informasi yang masuk ke dalam pikiran kita. Jangan mudah percaya begitu saja tanpa melakukan pengecekan lebih lanjut.”
Agar dapat membangun kritisitas dalam menyikapi informasi berita, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan. Pertama, selalu verifikasi informasi yang diterima sebelum menyebarkannya lebih lanjut. Kedua, cek sumber informasi dan pastikan informasi tersebut berasal dari sumber yang terpercaya. Ketiga, jangan terpancing emosi dan selalu pertimbangkan informasi secara obyektif.
Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika, “Kritisitas adalah sikap yang harus dimiliki oleh setiap individu dalam era digital ini. Jangan mudah terpengaruh oleh informasi palsu yang hanya akan merugikan kita sebagai konsumen informasi.”
Dengan membangun kritisitas dalam menyikapi informasi berita, kita dapat menjadi konsumen informasi yang cerdas dan terhindar dari dampak negatif berita palsu. Sehingga, mari bersama-sama meningkatkan kesadaran akan pentingnya kritisitas dalam menyikapi informasi berita yang beredar.