Potret kondisi ekonomi Indonesia saat ini memang tidak terlalu cerah. Pandemi COVID-19 telah memberikan tantangan yang besar bagi perekonomian negara ini. Namun, di balik tantangan tersebut, juga terdapat peluang yang bisa dimanfaatkan untuk memperbaiki kondisi ekonomi Indonesia.
Menurut data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020 hanya mencapai 2,07 persen. Angka ini jauh di bawah target pemerintah yang sebesar 5 persen. Tantangan ekonomi semakin terasa dengan adanya penurunan daya beli masyarakat dan ketidakpastian pasar global.
Namun, bukan berarti tidak ada peluang di tengah pandemi ini. Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menyebut bahwa pemerintah telah melakukan sejumlah langkah untuk mendukung pemulihan ekonomi Indonesia. Salah satunya melalui program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang telah menggelontorkan dana triliunan rupiah untuk mendukung sektor-sektor yang terdampak pandemi.
Dalam sebuah wawancara dengan Kompas, ekonom Faisal Basri menyatakan bahwa kondisi ekonomi Indonesia memang sedang berada di titik yang sulit. Namun, Faisal juga menekankan pentingnya untuk tetap optimis dan mencari peluang di tengah kesulitan. “Kita harus melihat dari sisi positifnya, bahwa ada peluang untuk melakukan reformasi struktural yang bisa membawa Indonesia ke arah yang lebih baik,” ujarnya.
Selain itu, Bank Indonesia juga turut memberikan pandangan terkait potret kondisi ekonomi Indonesia saat ini. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan langkah-langkah kebijakan moneter dan fiskal yang diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi negara.
Dengan adanya berbagai upaya dari pemerintah dan lembaga terkait, diharapkan kondisi ekonomi Indonesia bisa segera pulih dari dampak pandemi. Tantangan memang ada, namun peluang juga tersedia untuk meraih kemajuan. Semua pihak perlu bersatu dan bekerja sama untuk menghadapi masa sulit ini dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi Indonesia.